Senin, 10 Desember 2012

Tergerus Twitter dan Instant Messaging, Budaya SMS Terancam Punah



SMS Terancam Punah 
SMS diprediksi bakal segera musnah. Prediksi ini bukannya tanpa alasan, teknologi semakin tak bisa dibendung. Gempuran Twitter dan instant messaging semakin membuat SMS terdegradasi.
Padahal tahun ini genap 20 tahun SMS menemani dan memengaruhi cara berkomunikasi umat manusia. Short Message Service dianggap sebagai pemecah kebuntuan jarak dan waktu tatkala dua insan atau lebih terpisah jarak dalam komunikasi.
Layanan SMS mulanya muncul pada tahun 1992. Jika dihitung secara total penggunanya 4 miliar orang atau setara dengan 4 kali total pengguna Facebook. Namun kini aktivitas ber-SMS mengalami fluktuatif.
Laman Daily Mail menulis jika jumlah SMS yang dikirim kini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Tahun ini di Inggris jumlah SMS yang dikirim mencapai 38,5 miliar padahal tahun lalu mencapai 39,7 miliar.
Ditengarai terdegradasinya SMS akibat gencarnya Twitter dan instant messaging yang seakan tak memiliki rem. Pun juga dengan teknologi smartphone yang kian canggih dan dapat dengan mudah serta murah dimiliki pengguna.
Instant messaging pun demikian. Aplikasinya tak hanya satu atau dua. Di tiap OS pun berbeda. Blackberry miliki BBM. Android dan iPhone ada WhatsApp. Bahkan Indonesia sendiri punya Gold Messenger. Ini belum lagi yang hadir di ranah PC. Sebut saja Yahoo! Messenger.
20 tahun silam tepatnya pada Desember 1992, teknisi Neil papworth mengirim SMS berisi ucapat ‘Selamat Hari Natal’ melalui komputernya untuk Richard Jarvis. Berawal dari itu, SMS kemudian mengubah gaya komunikasi dunia.
Namun kini perlahan namun pasti SMS kian tenggelam. Moda komunikasi canggih namun konvensional ini mulai ditinggalkan. 160 karakter SMS kalah populer dengan 140 karakter Twitter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar