Minggu, 02 Desember 2012

Tank dan Heli, Suriah Tewaskan 200 Orang

Tank dan Heli, Suriah Tewaskan 200 Orang 


Tentara Suriah dilaporkan menggunakan tank dan helikopter untuk membantai lebih dari 150 orang di Provinsi Hama, kata Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah, Kamis (12/7/2012). Sementara itu seorang pemimpin pemberontak mengatakan korban tewas dalam serangan itu lebih dari 200 orang.
Tentara pemerintah membombardir Desa Treimsa dengan tank dan helikopter, menurut organisasi itu. Menurut ketuanya, Rami Abdel Rahman, 30 jenazah sudah bisa dikenali.
Pemimpin pemberontak di wilayah utara, Abu Mohamad, mengatakan pada AFP serangan itu menewaskan lebih dari 200 warga desa tersebut. Abu Mohamad yang melakukan kontak dengan warga Treimsa, mengatakan, tentara pemerintah berada di bukit-bukit beberapa kilometer dari desa mereka.
Tentara dan milisi pro-rezim Shabiha memastikan warga desa tidak bisa keluar, menyerang Treimsa pada “Kamis dari pukul 11.00 siang dan selesai pada pukul 21.00″, menurut Abu Mohamad.
Namun menurut seorang aktivis di Hama, yang mengaku bernama Abu Ghazi, yang berbicara dengan AFP melalui Skype, bombardir tentara pemerintah itu dimulai lebih awal, yakni sekitar pukul enam pagi.
“Kemudian diikuti pertempuran dengan pejuang Tentara Pembebasan Suriah (FSA), tapi kekuatan FSA di Treimsa tidak bebas sehingga tidak bisa bertarung lebih lama,” jelas Abu Ghazi.
“Jumlah orang yang tewas sangat besar karena tentara menyerang sebuah masjid yang menjadi tempat berlindung banyak orang, untuk merawat orang yang terluka dan berlindung dari bom,” lanjutnya.
“Tapi tampaknya rezim benar-benar tidak tahu batas. Masjid itu digempur hingga ambruk dan menewaskan orang-orang yang berlindung di dalamnya.”
Menurut Abu Ghazi, desa berpenduduk sekitar 7.000 orang itu kini kosong. “Orang-orang meninggal atau melarikan diri.”
Sementara seorang aktivis lainnya, Ibrahim, mengatakan, hampir 30 kendaraan militer mengepung desa itu. “Tidak ada satupun jalan keluar. Orang yang berusaha menyelamatkan diri melalui ladang langsung ditembak,” tuturnya.
Begitu gempuran bom tentara berhenti, milisi shabiha dari desa-desa suku Alawi di sekitarnya memasuki Treimsa. “Setelah penggempuran, tentara masuk desa dengan persenjataan yang lebih ringan, diikuti milisi shabiha yang membawa pisau,” Ibrahim mengisahkan.
“Pergulatan di desa yang ditaklukkan itu benar-benar sengit,” katanya. “Keluarga-keluarga dihabisi. Selama beberapa jam terjadi pertempuran jalanan.”
Treimsa terletak dekat Qubeir, di mana sedikitnya 55 orang tewas pada 6 Juli lalu, menurut Pemantau HAM Suriah. Seperti Qubeir, Treimsa juga didominasi warga Sunni yang terletak dekat desa-desa Alawi.
Presiden Bashar al-Assad berasal dari komunitas Alawi, sebuah sempalan Syiah, sementara mayoritas penduduk Suriah adalah Sunni.
Laporan berbeda disampaikan oleh kantor berita pemerintah SANA yang mengatakan terjadi pertempuran antara tentara dengan “teroris” bersenjata di sebuah desa. Namun SANA tidak menyebut terjadinya pembantaian ataupun jumlah korbant tewas.
“Ada korban jiwa yang cukup besar di kalangan teroris,” kata SANA, yang menambahkan ada tiga tentara tewas dalam pertempuran itu.
Pembantaian di Treimsa itu menimbulkan amarah berbagai pihak. Salah satunya ketua Dewan Nasional Suriah (SNC), Abdel Basset Sayda, yang menyerukan resolusi PBB yang tegas yang membolehkan intervensi militer terhadap rezim Damaskus.
“Ini pembantaian yang dilakukan rezim Suriah,” katanya kepada Al Jazeera. “Sangat memalukan bagi Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab.”
“Yang kami inginkan adalah resolusi yang jelas dan tepat sasaran di bawah Pasal VII Piagam PBB yang membuka semua opsi, termasuk penggunaan senjata. Rezim Suriah ini hanya mengerti bahasa kekerasan,” papar Sayda.
Sementara itu Abu Ghazi mengatakan, dengan Idlib di timur laut, Homs di tengah, dan sebagaian wialyah Aleppo di utara sudah berada “di luar kendali, rezim berusaha mencengkeram Hama.”
“Hama adalah pusat Suriah dan menjadi satu penghubung dari rantai provinsi dengan sentimen anti-rezim sangat kuat; rezim ini akan melalukan apapun untuk mengendalikannya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar